rosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosrosros
Entri terbaru…

Kamis, 24 Maret 2011

" Indahnya Kesempatan..." (Retyping)

Bismillah…

Adalah Aliyah, seorang wanita muslimah yang mengabdikan diri hanya untuk Allah. Setiap pagi hinggga sore berada di rumah singgah untuk mengajarkan berbagai hal untuk anak-anak yang kurang mampu. Ketika malam menjelang, dia berada di masjid untuk mengajar mengaji.

Adalah Badrun, seorang preman kampung, yang kerjanya merampok secara terang-terangan. Disukai banyak orang dikampung___/// kenapa? … … …


Meski banyak yang suka, namun tidak sedikit pula yang membencinya. Mengagumi aliyah sebagai perempuan di kampungnya yang sholeh.

Tiap melihat Aliyah, Badrun seperti melihat cahaya yang membimbing jiwanya untuk terus mendekat. Dengan alih-alih bertemu di jalan, Badrun sering mengintai dan menunggu Aliyah di jalan yang sering aliyah lalui. Dan ketika aliyah terlihat dari sudut jalan, Badrun segera menghampiri.

Itulah kegiatan Badrun selain merampok. Berusaha mengambil hati aliyah dengan berbagai cara____// membelikan mukkenah, buku-buku bacaaan yang disukai aliyah, apa saja yang menurut Badrun dibutuhkan aliyah.

Sebenarnya Aliyah sudah pernah menegur Badrun untuk tidak mengikutinya saat pergi maupun pulang dan jangan juga sering memberikan sesuatu kepadanya. Tapi Badrun ya Badrun, keras kepala menjadi cirinya. Dia tak peduli dengan omongan Aliyah. Dia punya anggapan sendiri bahwa selama hal yang dilakukan itu tidak menyakiti dan merugikan Aliyah, dia akan terus berjuang mendapatkan cinta Aliyah. Toh mencintai sesorang itu tidak pernah salah.

Suatu ketika, beberapa tetangga asyik berbincang, ketika aliyah pulang sore itu, dan seperti biasa Badrun mengikutinya beberapa langkah di belakang.

“Duh, neng Aliyah, kok bisa sih mau sama Badrun?” suara salah seorang ibu dengan pelan kepada ibu yang lainnya. Meski pelan, suaranya masih bisa terdengar oleh Aliyah dan Badrun. Perkataan itu bukan hanya sekali terdengar oleh Aliyah.

Seketika itu pula, Aliyah menghentikan langkahnya tepat searah dengan sekerumunan ibu-ibu.

“Maaf ibu. Jangan berprasangka kepada saya dan Badrun. Kami tidak mungkin ada hubungan seperti yang ibu-ibu sangkakan kepada saya. Dalam hati saya sekarang ini hanya ada Allah. Bukan untuk yang lain. Dan apa yang sering ibu-ibu liat itu adalah hal percuma dan sia-sia yang dilakukan Badrun terhadap saya. Kalaupun nanti ada sesorang di hati saya, maka dia bukanlah seseorang yang sering meresahkan hati dan keras kepala, melainkan seseorang yang menenangkan hati”.

Badrun terhenyak, serasa tertusuk belati lidah yang meremukkan seluruh jiwa dan raganya. Dia tak pernah menyangka hal itu bisa terlontar keluar dari perempuan yang dikaguminya. Bungkusan plastik hitam yang berisi gorengan untuk Aliyah terlepas dari genggaman dan berserahkan ditanah. Badrun lalu pergi secara perlahan meninggalkan Aliyah dan kerumunan ibu-ibu.

Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya Badrun berpikir. Benarkah orang seperti saya ini tidak pantas mendapatkan perempuan muslimah seperti dia? Apakah yang saya bicarakan sepanjang perjalanan dengannya selama berbulan-bulan ini tidak pernah terdengar olehnya? Apakah selama ini dia tidak pernah sedetik pun melihat apa yang terjadi kepada saya? perubahan yg terjadi padaku?

Badrun akhirnya pergi meninggalkan kampung hingga berbulan-bulan lamanya. Selama itu banyak yang mengeluh karena kampung mereka sudah tidak seaman dulu. Banyak anak-anak kampung sebelah yang suka bikin onar, memalak ibu-ibu saat kepasar, anak-anak sekolah dan banyak lagi. Ada juga yang mengeluh tak ada lagi yang membantu mereka saat kekurangan beras. Banyak yang merindukan Badrun. Hanya segelintir orang yang merasa tenang, yaitu orang yang kaya, tamak dan kikir.

Orang-orang banyak yang memperbincangkan hal itu, hingga sampai ke telinga Aliyah. Aliyah duduk terpaku di sudut mesjid. Orang yang selama ini kadang membuatnya resah ternyata banyak menyimpan cerita tersendiri di benak warga. Ada perih dan bahagia di hatinya ketika mendengar pula kabar bahwa Badrun meninggal dalam sholatnya tepat pada saat ibadah jum’at.

Terselip perih…Karena dia tak pernah memandang wajah Badrun sedetikpun kala ada waktu bersamanya. Perih…Tak pernah mendengar apa yang diucapakan Badrun saat melintasi waktu. Perih…Hanya melihat buruknya saja tanpa melihat kebaikannya. Perih…waktu itu tak akan terulang dan meminta maaf kepadanya. Perih…karena kesempatan untuk mengenalnya telah tiada. Dan perih…karena tak melihat niatnya…

Bahagia itu ada karena Allah memintanya kembali dalam keadaan Baik.

Sungguh banyak hal yang kita rindukan ketika hal itu telah lewat dan kita sadar bahwa kita sudah kehilangan… Hal yang paling berharga yang diberikan Allah itu adalah kesempatan… Kesempatan untuk beribadah, kesempatan merebut cintaNya-RidhoNya___# segalanya… termasuk kesempatan untuk mengenal siapa orang yang betul-betul sebagai penenang jiwamu menuju SurgaNya. Allah memberi kita 2 mata untuk melihat___# lihatlah dengan ikhlas, maka kita akan melihat kebaikan dibalik keburukan yang ada___# karena terkadang hal baik itu tertutupi dengan sesuatu yang buruk,,, tinggallah kita melihat dari sudut atau sisi yang mana… Allah memberi 2 telinga___# dengarlah tentang dia dengan penuh dan jangan setengah-setangah… Allah memberi 2 tangan dan kaki___# pergunakan untuk mengajaknya ke rumah Allah… 1 Hati___# kenapa hanya satu? karena 1 nya lagi tugas kita untuk mencarinya.

Buka mata, telinga dan pergunakan kaki tangan kita untuk mencari 1 hati kita yang tersimpan di tempat lain,,,, tentunya dengan kesempatan yang diberikan Allah. Allah tidak melarangmu mencintai hambanya yang lain. Cinta sesuai kadarnya akan Indah di mata Allah… pergunakan KESEMPATAN selagi ALLAH MEMBERIMU…. salam. ros

“Catatan untuk renungan kalbu bersama : ~Kisah Imam ahmad bin Hanbal.ra~
Saat beliau sedang berjalan”, ia mendapati seorang pencuri barang.  Tidak berapa lama ia melihat orang yang sama sedang melakukan shalat. Beliau mendatanginya dan berkata, “muamalah (ibadah) ini tidak pantas untuk Allah. Allah tidak akan menerima  shalatmu ini…” Si pencuri lalu menjawab, “Wahai imam, pintu antara aku dan Allah telah banyak yang tertutup. oleh karena itu, aku membiarkan satu pintu saja yang terbuka”. Imam pun masih menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap perkataan ini. 
Setelah beberapa bulan berlalu sang imam beribadah Haji. Ditengah Thawafnya beliau melihat seseorang bergantung di tirai Ka’bah sambil berkata, ” aku kembali kepada Engkau. Kasihilah aku! Aku tidak akan kembali berbuat maksiat lagi selamanya.” Sang imam hanya terpaku memperhatikan orang yang sedang bertaubat dan bermunajat kepada tuhan-Nya. Dia sang pencuri yang ditemuinya beberapa bulan lalu. Ia telah membiarkan satu pintu terbuka dan Allah pun telah membukakan untuknya semua pintu. Subhanallah…
Nabi saw bersabda : Sesungguhnya Allah melebarkan tangan-Nya pada malam hari, untuk menerima taubat orang yang berbuat maksiat pada siang hari. Kemudian melebarkan tangan-Nya pada siang hari, untuk menerima taubat orang yang berbuat maksiat pada malam hari, hingga matahari terbit dari arah sebelah barat. (HR. Muslim)

Rasulullah saw bersabda : Tuhan kita turun ke langit bumi, pada sepertiga malam terakhir seraya memanggil, ” Adakah hamba yang bertaubat, niscaya Aku akan menerima taubatnya? Adakah hamba yang memohon ampunan, niscaya Aku akan mengampuni dia?

Si Fulan atau si Badrun telah menemukan pintu taubatnya masing-masing dengan jalan yang berbeda. Badrun, melalui cinta… si Fulan melalui terbukanya satu pintu meski sedang bermaksiat

…dan aku, melalui seseorang…yang akan kukenang dalam diamku bersama-NYA…ros





Naskah by Gadiz (Original by gadiz ~Ketika Rasa Sebatas Mata Memandang Sudut Jalan… ~)
~ Aku datang pada-NYA dalam keresahanku tentang siapa aku...
    Memohon cinta-Nya dan cinta para pencinta-Nya...
~ Aku datang pada-NYA dalam kebahagianku mendapati sejatinya aku...
   Memohon Ridho-Nya dan keteguhan hati...Sekiranya aku adalah Muslimah Mutadayyin (Insya Allah)


••©••®••»»g4d1$••ap1««••®••©••™ simplylife

Kisah Cinta karena Allah… ” Maaf…tak ada sedih di sini…” 

Sabtu, 19 Maret 2011

" Maaf...tak ada sedih di sini..."



Bismillah….

Ya Allah, aku mohon cinta Kepada-Mu, Cinta orang yang mencintai-Mu,
Cinta akan perbuatan yang mendekatkan kami akan cinta-Mu…


Ya Allah, karuniakanlah padaku apa yang aku inginkan
dan jadikanlah karunia itu sebagai kekuatan bagi diriku terhadap apa yang Engkau cintai…


Apa yang telah aku miliki dari pemberian-Mu yang aku inginkan,
jadikanlah itu sebagai pemenuhan hajat hidupku yang Engkau ridhai…

Dulu, aku menangis… Beberapa bulan yang lalu juga aku menangis…Kemarin pun aku masih menangis…


Aku menangis karena perasaan dan insting alamiku terhimpit badai. Dan, aku…hanya menangis. Bak anak kecil merengek di atas sajadah. Meminta pertolongan dan kelapangan dada. Namun, belum kunjung datang. Mungkin nanti jika tiba waktunya. Kapan ? Aku terus bertanya dalam hati. Serasa do’a ku tidak terjawab. Tapi sungguh bodohnya aku, jika terus berpikiran seperti itu.

Aku mencoba meyakinkan diri, seperti Nabi saw bersabda ” musibah, kesedihan dan kesulitan, apapun yang menimpa seorang muslim akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya (HR. Bukhari, dari ‘Aisyah. ra)”. Dari sana, aku memahami, bahwa Allah mencintai umatnya dengan banyak jalan. Musibah tidak selamanya kemurkaan Allah. Mungkin Allah sedang akan menaikkan statusnya. Dan apabila muslim bersabar, janji Allah adalah Surga. Aku lega dengan janji Allah itu. aku manusia, tempatnya salah dan khilaf. Dan aku manusia yang punya dosa.

Muslim? sudahkah saya?

Itu pertanyaanku selanjutnya. Insya Allah, aku seorang muslim dan saat ini sedang berusaha mendapat cinta Allah. Tinggal bagaimana aku menjalani SABAR untuk memenuhi janji Allah.

Dan aku…masih saja terus menangis…

Tak seperti jalan tol yang mulus dan lurus, perjalanan menuju sabar itu terasa sangat sulit. Hanya doa dan tangisan yang membuatku lega. Aku menangis karena kehilangan sesuatu. Cinta dari orang yang ingin mencintai-Nya dan orang yang sudah mencintai-Nya.

Sejenak, ketika melintasi pekuburan islam, saat menuju lokasi tempatku mencari nafkah, serasa ada angin segar yang bertiup dikepalaku. Pikiranku berubah jernih, dan dalam hati berkata. “Untuk apa aku menangis? apakah untuk orang-orang yang telah meninggalkanku? atau untuk orang-orang yang telah mengkhianati cintaku? ataukah sahabat yang berpura2 baik namun berniat menusuk hati hingga mematikan rasaku?”

Tak ada gunanya, semua akan meninggalkanku pada akhirnya. Jika tidak sekarang, maka nanti. Lalu aku pun akan meniggalkan mereka. Hingga akhirnya aku tetap akan sendiri. Hanya Allah tempat kesudahan yang terbaik.

Berhentilah menangis…hanya karena masalah perasaan… Aku jadi teringat Kisah Islam di Andalusia, yang hancur hanya karena tangisan seseorang yang ditinggal kekasihnya. Astagfirullahaladzim… jadikan semua itu menjadi Kisah Cinta karena Allah… 

Lalu…kemarin, hari ini dan malam ini pun aku kembali menangis…

Tapi, ada yang beda dengan tangisanku kali ini… Aku menangis karena Allah sungguh membuatku merasa nyaman ketika bersamanya. Dalam sujudku, aku merasa Allah telah memberiku jawaban. Hari ini aku menangis, bukan karena sang pujaan sudah tak ada. Hari aku menangis karena meminta Cinta-Nya.

Jika ada yang hendak membuat ku sedih, maka kukatakan, ” Maaf…sudah tak ada sedih lagi di sini.”

“Ya Tuhanku, Jika Engkau mengambil sesuatu dariku, maka kosongkanlah waktu serta pikiranku darinya, hingga aku bisa melakukan apa yang Engkau Cintai”

dipenutup curhatku kali ini aku akan membagikan sesuatu:

” Dua kata ringan di lida (diucapkan), berat di timbangan (banyak pahalanya), dan keduanya disukai oleh Yang Maha Pengasih yaitu; Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallah al-’Azhim (Mahasuci Allah dan puji-pujian bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Mahabesar).”~HR. Buhkaari Muslim dari Abi Hurairah~

Seorang tabi’in1 mengatakan sebuah kalimat yang indah, “Aku mengetahui kapan Allah Ridha padaku.” Kapan?. Ia menjawab, ” saat aku mengucapkan Subhanallah wa bihamdihi, Subhanallah al-’Azhim. Keduanya disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih. Allah memberikanku taufik untuk mengucapkannya. Ia pun Ridha kepadaku. Kalau tidak, mengapa Ia memberikanku Taufik untuk mengucapkannya?”
===
Aku diberi kesempatan untuk dapat mengetahui hal itu, mungkinkah ini juga Taufik dari Allah agar aku mengucapkannya? Insya Allah. Semoga kita semua dapat mengucapkannya dengan ikhlas dan mendapat ridha-Nya. Amin.

*Tak ada niat untuk mengajar…karena aku bukanlah guru

*Tak ada niat untuk pengajak…karena aku bukalah penyeru

*aku hanya membagi cerita…karena aku manusia yang penuh kisah*

semoga bermanfaat…^_^



Naskah by Gadiz (Doa Tabi-in disadur dari sumber “Suara Hati”)

••©••®••»»g4d1$••ap1««••®••©••™ simplylife

Note :1.Tabi’in, artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup.

Minggu, 13 Maret 2011

” Kisah Cinta Karena Allah…”

Bismillah…


Beberapa hari ini, aku kembali mengalami perasaan yang sebenarnya sudah tidak ingin aku alami. Berada dipersimpangan cinta, dan menunggu antara “iya” dan “tidak” …perasaanku serasa diangkat namun sekejap saja bisa berubah hancur karena dibuang dari atas lantai 10. Tapi aku juga berusaha menahan, berlapang dada dan selalu mengingat bahwa aku sedang ingin menuju ke satu titik, dan untuk menggapai itu, inilah yang harus aku lalui. Aku tersadar bahwa setiap fase kehidupan telah aku lalui, yang tersulit dalam hubungan antara perasaan telah menempaku menjadi perempuan yang menganggap airmata itu adalah teman atau refleksi dari suatu gejolak hati saja yang akan berhenti ketika kita tersadar bahwa ini akan berkahir. Dan inilah konsekuensi yang harus diterima setiap pencinta, selalu ada dua pilihan antara sakit atau bahagia dan iya atau tidak.

Diantar gejolak sedih dan tersadar Allah berperan dalam kondisiku ini, aku berusaha menerima dan mengingat semua kata-kata orang yang notabene sedikit banyak membuat hidupku berubah menjadi perempuan yang tidak hanya sekedar menyandang “islam KTP”, meski sebelumnya memang aku juga sudah menjalankan ibadah (dalam kategori sangat standar -sholat-). Ikhlaslah, jadilah manusia yang bersyukur, karena sesungguhnya Allah yang Maha mengetahui keadaan kita. Jadi apapun yang kita alami Allah sungguh mengetahui sekecil apapun itu termasuk apa yang ada dihati kita. Dan dalam hati aku ingin, hanya ada kata “bahagia” apapun kejadiannya. Ikhlas.

Aku terus mencari, sesuatu yang bisa membuatku semakin paham keadaan orang yang aku sayangi. Dan akhirnya, sungguh, jika kita mencari kebaikan maka Allah akan menunjukkan jalannya.

Aku menemukan sebuah buku lama, yang didalamnya banyak sekali kisah cinta yang akhirnya berakhir dengan Cinta Karena Allah. Aku akan membagi salah satu kisahnya nyata diantaranya :

**

Sepasang kekasih semasa perkuliahan yang mendapat ridho dari Allah. Ketika hubungan mereka semakin lengket, Allah memainkan kehendaknya kepada sang Pria. Setelah lama berjalan, suatu saat dia berubah menjadi alim dan berusaha untuk taat pada agama. Ia berterus terang kepada kekasihnya, “saya sangat mencintaimu dan tidak bisa meninggalkanmu, namun saat ini aku mulai bertaqarrub (mendekat) kepada Allah. Aku tidak bisa menyatukan dua kekasih saat ini. Tunggulah aku sampai apa yang menjadi kewajibanku terselesaikan. Setelah itu Insya Allah aku akan melamarmu. Aku melihat dirimu sangat cocok denganku. Aku telah mengambil keputusan. Saat ini, aku akan benar-benar menghentikan hubunganku denganmu. Jika Allah berkehendak (kita berjodoh), maka engkau pasti akan menjadi Istriku.
Ternyata setelah berpa lama meninggalkan kekasihnya, akhirnya sang kekasih bener-benar menjadi istrinya, dan sang pria pun melaksanakan segala apa yang pernah diucapkannya. Kemudian dengan lembut berkata kepada istrinya. “Jika Rasulullah mempunyai Khadijah.ra, maka aku memiliki engkau. Kita telah menaati Tuhan kita, Dia pun telah mengganti hubungan yang telah terputus dengan kebahagian, kesenangan dan cinta.

Aku sangat tersentuh membacanya, jika saja orang kita sayang berkata jujur, maka kesetiaan akan teruji disana. Diam sungguh indah pada saat yang tepat, namun ungkapan pun sangat diperlukan untuk memastikan jika yang akan diam karena Allah ini, menyimpan rasa untuk diri kita.

Saat ini sungguh tak ada yang mampu melihat atau merasa apa yang sedang aku alami. Hanya Allah yang tahu betapa rasa yang Dia titipkan padaku ini untuk seseorang membuat aku menjadi dekat padaNya. Aku serasa ingin menjadi dirinya, ingin merasa nikmat apa yang dia rasa dan ketenangan seperti apa yang dia rasa atau berkah apa yang dia rasa ketika begitu dekat denganNya. Selain, berkah yang saat ini aku rasakan yaitu kasih sayang orang tua, kesehatan dan rezeki. Apa beda antara perasaan antara sebelum dekat DenganNya dan setelah dekat denganNya.

Jika bisa aku berkata, “aku mencintaimu, aku menyayangimu, namun saat ini aku pun sedang dekat dan mengejar cintaNya. Dalam waktu yang bersamaan aku tak bisa mencintai kalian. Maka biarkan kupastikan Cintaku padaNya dulu tak tergoyahkan, setelah itu akan kutunggu cintamu jika Allah merestui kita.”

Dan seandainya pun dia berkata, ” saat ini, kau adalah humairahku, maka biarkan aku bersama Dia dulu, karena aku tak bisa membagi waktuku saat ini antara kau dan Dia. Maka tunggulahlah karena aku akan diam, dan jika waktunya tiba Allah merestui kita, maka aku akan datang menjemputmu. JAGALAH RASAMU UNTUKKU DAN AKUPUN SEBALIKNYA.”

Wahai Tuhan, aku tidak akan meninggalkan pintuMu.

Dan tidak akan berusaha menggapai pintu lain selain pintuMu.

Aku akan menenun baju keridhaanMu.

Sungguh aku sangat tersanjung telah menjadi salah satu hambaMu.

Aku berbisik lirih dalam keheningan subuh.

Saat dikatakan siapa TuhanMu?

Tuhanku adalah Sang Pencipta Alam.

Aku sungguh sangat terhormat telah menjadi salah satu hambaNya.

Tuhanku adalah Yang Menerbitkan Fajar.

Aku tidak akan berusaha menggapai pintu lain selain pintuMu (dari Hasan bin Tsabit)




Naskah by Gadiz
http://fiksi.kompasiana.com/prosa/2011/03/13/kisah-cinta-karena-allah/

••©••®••»»g4d1$••ap1««••®••©••™ simplylife

Sabtu, 12 Maret 2011

" Dekap aku Ya Allah..."



http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/03/10/dekap-aku-ya-allah/
Statusbooks Indonesia