Beberapa bulan yang lalu, aku mengenalmu. Secara tidak sengaja, didunia yang kata orang penuh kebohongan. Aku tidak yakin dengan kata orang. Aku punya penilaian sendiri. Kebohongan bukan dari dunianya tapi dari sosok yang berada di dunia itu sendiri. Jika disana ada sosok "kebohongan" berarti disana pula ada sosok "kejujuran".
Ketika itu, aku melihat sosokmu sebagai pecahan kaca biasa. Dan aku pun sama sepertimu. Karena itu, aku berfikir, persamaan itu bisa menyatukan cermin yang retak, layaknya manusia dari ketidaksempurnaan.
Kata orang, sangat bodoh jika terlalu instan jatuh cinta pada orang yang tidak kita kenal dan dari dunia yang tidak nyata pula.
Sekali lagi itu kata orang,,,menurutku tidak. Jatuh cinta secara instan itu adalah kejujurannya. Ketika seseorang belum mengenal kelebihan dari orang yang dicintainya itu lebih baik ketimbang mencintai seseorang setelah kita tahu kelebihan apa yang ada padanya. Dan keyakinanku adalah, cinta itu tak akan menuntut sebuah tempat yang istimewa atau kepada seseorang yang hebat untuk mendarat. Cinta itu tak terhalang dunia.
Aku, jatuh cinta kepada pecahan kaca biasa.
Namun ternyata, perlahan...penilaianku sedikit terpatahkan seiringnya waktu. Orang yang kucintai secara instan ini bak berkepribadian ganda.
Pribadi yang satu memiliki pisau yang siap menikam dengan kalimat serta jiwa dinginnya. Sementara pribadi lainnya adalah kehangatan dan kerenyahan jiwa yang siap diberikan kepada orang" yang membutuhkan. Entah aslimu yang mana.
Namun aku tetap bertahan diantara pribadi itu..karena aku tahu, dari kepribadianmu itu...aku mengetahui segala kekuranganku...
Aku disini..melihatmu..menunggumu... hingga Lambat laun...aku terperangah bahwa kau ternyata bukan pecahan kaca biasa...kau bak permata yang diinginkan banyak orang...gabungan 2 sisimu itu membuatmu berbinar diantara yang lainnya...
Aku tersungkur jauh...tak percaya...
Dengan kenyataan itu pula...aku tahu, pecahan kaca biasa tak mungkin pernah menyatu dengan permata dalam bingkai cermin. Aku menangis...
Dan mengetahui bahwa, orang yang sempat berbisik ditelingaku ini tentang cintanya ternyata punya cinta untuk yang lain...
Perih ku semakin menjadi dengan mengetahui banyaknya hati yang menunggu balasan darimu...bukan hanya diriku, tapi ada dirinya...dirinya dan dirinya
Kau tahu...aku biasa berkata dalam hati, kenapa tulisan yang kubuat tak pernah sekalipun menang jika ku ikutkan dalam sayembara... dan juga bertanya, kenapa ketika kau membaca tulisanku, kau sering merasa sedih ? bahkan menurut perkataanmu, kau pernah menangis...
Kini kudapatkan jawabannya...
Ketulusan...didalam tulisan yang ku ikutkan sayembara itu tak ada jiwaku di dalamnya... tapi saat bercerita tentangmu, duniaku seakan tertumpa hanya untukmu...
Mungkin ini yang dinamakan karena Allah...
Aku tak mengingikan permata itu...
yang kuinginkan hanyalah pecahan kaca biasaku kembali padaku...
Tapi...kini kurasa jauh dan sulit...
Entah aku harus percaya atau tidak...
Entah penilaianku harus berubah atau tidak...
Bahwa cinta didunia yang tidak nyata ini adalah kebohongan dan kebodohan...
Aku bingung...pecahan kaca biasaku hilang entah kemana...
apakah segalanya memang harus berakhir...?
Aku yakin...jika cintaku CINTA SEJATI, maka setelah ini aku takkan lagi bertanya kenapa cinta datang, kapan dimulainya dan bagaimana ia menjalankan misinya menabur benih...melainkan keyakinanku bahwa CINTA SEJATIKU hanya akan memutuskan atau memilih, untuk mengakhiri sesuatu sebagai awal...
Demi CINTA SEJATIKU...aku mohon akhiri diammu...dan beritahu aku,,,apa kau masih pecahan kaca biasaku...? atau kau telah jadi permata bagi dia...
Ketika itu, aku melihat sosokmu sebagai pecahan kaca biasa. Dan aku pun sama sepertimu. Karena itu, aku berfikir, persamaan itu bisa menyatukan cermin yang retak, layaknya manusia dari ketidaksempurnaan.
Kata orang, sangat bodoh jika terlalu instan jatuh cinta pada orang yang tidak kita kenal dan dari dunia yang tidak nyata pula.
Sekali lagi itu kata orang,,,menurutku tidak. Jatuh cinta secara instan itu adalah kejujurannya. Ketika seseorang belum mengenal kelebihan dari orang yang dicintainya itu lebih baik ketimbang mencintai seseorang setelah kita tahu kelebihan apa yang ada padanya. Dan keyakinanku adalah, cinta itu tak akan menuntut sebuah tempat yang istimewa atau kepada seseorang yang hebat untuk mendarat. Cinta itu tak terhalang dunia.
Aku, jatuh cinta kepada pecahan kaca biasa.
Namun ternyata, perlahan...penilaianku sedikit terpatahkan seiringnya waktu. Orang yang kucintai secara instan ini bak berkepribadian ganda.
Pribadi yang satu memiliki pisau yang siap menikam dengan kalimat serta jiwa dinginnya. Sementara pribadi lainnya adalah kehangatan dan kerenyahan jiwa yang siap diberikan kepada orang" yang membutuhkan. Entah aslimu yang mana.
Namun aku tetap bertahan diantara pribadi itu..karena aku tahu, dari kepribadianmu itu...aku mengetahui segala kekuranganku...
Aku disini..melihatmu..menunggumu... hingga Lambat laun...aku terperangah bahwa kau ternyata bukan pecahan kaca biasa...kau bak permata yang diinginkan banyak orang...gabungan 2 sisimu itu membuatmu berbinar diantara yang lainnya...
Aku tersungkur jauh...tak percaya...
Dengan kenyataan itu pula...aku tahu, pecahan kaca biasa tak mungkin pernah menyatu dengan permata dalam bingkai cermin. Aku menangis...
Dan mengetahui bahwa, orang yang sempat berbisik ditelingaku ini tentang cintanya ternyata punya cinta untuk yang lain...
Perih ku semakin menjadi dengan mengetahui banyaknya hati yang menunggu balasan darimu...bukan hanya diriku, tapi ada dirinya...dirinya dan dirinya
Kau tahu...aku biasa berkata dalam hati, kenapa tulisan yang kubuat tak pernah sekalipun menang jika ku ikutkan dalam sayembara... dan juga bertanya, kenapa ketika kau membaca tulisanku, kau sering merasa sedih ? bahkan menurut perkataanmu, kau pernah menangis...
Kini kudapatkan jawabannya...
Ketulusan...didalam tulisan yang ku ikutkan sayembara itu tak ada jiwaku di dalamnya... tapi saat bercerita tentangmu, duniaku seakan tertumpa hanya untukmu...
Mungkin ini yang dinamakan karena Allah...
Aku tak mengingikan permata itu...
yang kuinginkan hanyalah pecahan kaca biasaku kembali padaku...
Tapi...kini kurasa jauh dan sulit...
Entah aku harus percaya atau tidak...
Entah penilaianku harus berubah atau tidak...
Bahwa cinta didunia yang tidak nyata ini adalah kebohongan dan kebodohan...
Aku bingung...pecahan kaca biasaku hilang entah kemana...
apakah segalanya memang harus berakhir...?
Aku yakin...jika cintaku CINTA SEJATI, maka setelah ini aku takkan lagi bertanya kenapa cinta datang, kapan dimulainya dan bagaimana ia menjalankan misinya menabur benih...melainkan keyakinanku bahwa CINTA SEJATIKU hanya akan memutuskan atau memilih, untuk mengakhiri sesuatu sebagai awal...
Demi CINTA SEJATIKU...aku mohon akhiri diammu...dan beritahu aku,,,apa kau masih pecahan kaca biasaku...? atau kau telah jadi permata bagi dia...